Rahmat-Nya

Selasa, 07 Agustus 20120 komentar

Ada bagian dari rahmatNya, manusia bisa saling mencinta. TanpaNya, kita tak akan punya rasa. Tak mampu memahami, merasa dekat, atau bahagia. Tanpa kasih sayangNya, kita hanya kan jadi makhluk-makhluk yang asing, satu dengan yang lain. Bahwa ini adalah hadiah, karunia, yang seharusnya kita perlakukan tidak lebih besar dari Mahacinta. Sebab, ingat sekali lagi: kau mampu mencinta hari ini, itu karena Robbana. Tuhan kita semua. 

Lalu, bagaimana dengan manusia, yang tertatih-tatih merangkai kata cinta, hanya untuk sesama manusia? Terbelenggu pikir dan jiwa. Setiap hari hanya untuk memikirkannya. Bersenang hati karenanya. Bermuram jiwa karenanya. Hasan Al-Basri mengatakan: itu adalah kebodohan. Yang terlaluan. Yang berlebih-tak sesuai batasan. Sebenarnya, dalam masalah cinta, terkait manusia, agama membolehkan. Namun dalam tataran sewajar, bukan lewati kadar. 

Saat ia menjadikanmu lupa padaNya, lebih mencinta manusia dari Tuhannya, ini yang disebut fitnah. Saat ia menyihirmu hingga berani lewati ketentuanNya, ini parah luar biasa. Ah, manusia yang dimabuk cinta sesamanya: mungkin Allah menyelamatkan, mungkin juga tidak akan. Selalu ada harap untuk lebih cinta padaNya, asal kau tidak putus asa. 

Dan mulai menyadari: apa patut seorang hamba tidak berterima kasih dan tidak mengagumi Penciptanya? Sedang Allah tak memiliki aib sedikit jua. Padahal kita ini punya cacat-cacat besar. Yang Allah tutupi dari pandangan, dari tersyiar dan tersebar....
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Asa Mulchias | Creating Website | Mas Kolis
Copyright © 2012. Asa Mulchias - All Rights Reserved
Template Website by Mas Template
Powered by Blogger