Antara Kita dan Allah

Selasa, 07 Agustus 20120 komentar

Berharap pada manusia untuk membalas sesuai kehendak kita? Pasti kecewa. Beban kita atas saudara kita yang lain adalah berlaku baik saja, tidak perlu berharap sebaliknya. Kepada Allah-lah kita mengharap balasan, bukan pada manusia. Kalau kita marah karena ada muslim lain yang mencap kita ini-itu, padahal kita sudah berupaya berbuat baik pada mereka, itu tanda: kita perlu introspeksi sejenak saja. Jadi, kita berbuat baik pada mereka itu karena apa? Kalau karena Allah, insya Allah sudah sampai niatnya dan akan diganjar kebaikan yang lebih besar di sisi-Nya. 

Lalu, marah-marah dan kecewa itu perlu ada karena alasan yang mana? Beban kita atas sebagian muslim yang gemar menghukumi saudara-saudari lainnya atas dasar pemahaman mereka adalah bersabar. Bersabar dari membalas dengan kata-kata kasar, keji, atau malah yang lebih pedas lagi. Kita harus berhenti dari pola pembalasan yang sama. Kita tidak perlu mengulang-ulang kesalahan masa lalu. Sebab bisa jadi Allah tengah menguji keikhlasan kita lewat perantaraan mulut-mulut itu. Jika kita melakukan ini semua karena Allah, insya Allah tidak akan ada sedikit pun benci yang Allah susupkan di hati. Meski kita dituding itu-ini. 

Meski kita dicap macam-macam lagi. Sekali lagi: ini antara kita dan Allah. Kita berlaku baik karena Allah, dan kepada Allah saja kita berharap ganjarannya. Masalah orang lain tidak merespon baik atas perlakuan baik kita, ya itu urusan mereka sama Allah. Kita tidak perlu pusing, apalagi marah-marah. Semoga Allah menganugerahi kita qalbun saliim. Yang tenang dan menahan diri. Semuanya demi Ilahi....
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Asa Mulchias | Creating Website | Mas Kolis
Copyright © 2012. Asa Mulchias - All Rights Reserved
Template Website by Mas Template
Powered by Blogger